Rabu, 29 Juli 2015

Cara Mengatasi Nyeri Haid

    Anda sering merasakan nyeri saat haid ? anda tidak perlu khawatir karena itu merupakan gejala normal dari serangkaian Premanstrual Syndrome atau PMS.  Penyebab PMS diduga karena adanya faktor hormonal yaitu terjadi karena tidak sempurnanya proses ovulasi yang diakibatkan tidak seimbangnya hormon. Bisa saja penyebab ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron atau dapat juga disebabkan karena estrogen dominan yang berlebih yang berasal dari luar tubuh.
   

    Adapula yang mengatakan sesuai penelitian yang ditemukan , PMS disebabkan estrogen dan hormon menstruasi yang berinteraksi dengan serotin. PMS juga dihubungkan dengan adanya asupan vitamin B , kalsium dan juga magnesium. Gejala PMS akan muncul satu atau dua minggu sebelum anda mengalami menstruasi.


    Gejala-gejala yang mungkin terjadi pada anda akan mengalami menstruasi, yaitu:
1. Payudara nyeri dan mengalami bengkak
2. Mengalami pusing
3. Nyeri pada perut bagian bawah
4. Kembung
5. Depresi
6. Kelelahan


    Adapun cara untuk mengatasi nyeri saat haid  yang bisa anda lakukan adalah sebagai berikut :
1.  Konsumsi makanan sehat
    Perbanyak makanan yang mengandung kalsium, magnesium, vitamin D, vitamin E dan omega 3. Mengkonsumsi buah dan sayur aneka warna, ikan,labu dan juga makanan yang banyak mengandung protein nabati.

2.  Kompres perut
    Anda dapat mengompres perut dan punggung bawah dengan menggunakan bantalan pemanas. Adapula yang melakukan rileksasi dengan cara berendam di dalam air hangat untuk mengatasi nyeri menstruasi.

3. Berbaring
   Anda bisa mencoaba berbaring di tempat tidur ataupun sifa untuk mengurangi rasa nyeri. Biasa anda akan merasakan nyeri saat menstruasi pada bagian punggung . Dengan cara berbaring anda akan meredakan rasa nyeri. Gunakan bantal untuk menyangga lutut dan ambil nafas panjang perlahan buang. Lakuakan hingga anda merasa nyaman.

4. Pijatan lembut
   Pemijatan ringan dapat dilakukan pada bagian perut bawah secara merata dan tulang pinggang . Lakukakan juga pemijatan secara hati-hati pada otot sekitar pusar dengan cara mencubit . Anda juga bisa menyempurnakan pijatan ringan di sebelah otot bagian dalam tulang kering dari atas sampai bawah.

5. Minum Jamu
   Obat tradisional sering digunakan dalam mengatasi nyeri haid. Anda bisa menggunakan ramuan dengan mencampurkan 15-30 gram daun dewa dengan 20 gram kunyit kemudian direbus dengan 600 cc air. Sisakan setengahnya kemudian disaring dan airnya dapat diminum 2 kali sehari.

6. Olahraga ringan
   Olahraga yang bisa membantu anda meringankan nyeri haid adalah dengan berjalan kaki. Dengan  anda melakukan jalan kaki dapat membuat gerakan otot sehingga dapat meningkatkan denyut jantung, bisa anda lakukan selama 30 menit secara teratur . Jogging juga bisa menjadi alternatif untuk anda meringankan nyeri haid. Dengan jogging anda dapat memperlancar aliran darah sekaligus untuk  meningkatkan metabolisme tubuh. Alternatif lainnya yaitu yoga. Dengan  yoga anda dapat mengatur pernapasan saat menstruasi selain itu juga olahraga ringan seperti yoga dapat membuat anda rileks serta meningkatkan sirkulasi darah

7. Konsultasikan kepada dokter
   Pilihan ini bisa menjadi alternatif terakhir anda. Disarankan untuk anda berkonsultasi dengan dokter. Meskipun pada umumnya wanita yang mengalami menstruasi akan merasakan nyeri tetapi jika nyeri tidak hilang dan sangat mengganggu bisa jadi awal adanya gejala masalah pada alat reproduksi. Sehingga pemeriksaan dokter akan membantu anda untuk mengetahui lebih awal dan memberikan penanganan yang tepat.

Minggu, 30 Maret 2014

mau hasil fotomu lebih indah dan lebih bagus layaknya fotgrafer profesional? lihat buku ini Click Here!

Sabtu, 20 April 2013

Tanya Jawab Materi IUD atau AKDR



1.        Apa yang dimakasud dengan anlgesik? (Rina)
Jawab: Analgesik merupakan golongan obat yang berkhasian mengurangi rasa sakit, sperti aspirin, parasetamol dan obat analgesic lainnya.(1) (hal. 14) Analgesic pun ada yang berupa penggunaan gas anastesi dengan konsentrasi yang subsentik(2) (hal. 61)

2.        Cara kerja analgesic pada ibu kejang? (ita)
Jawab: Kerja analgesic pada ibu yang kejang adalah dengan kemampuan analgetik yang mampu untuk berikatan dengan membrane sel tertentu. Interaksi membrane sel ini akan mempengaruhi reaksi neutransmitter pada sinaps dan transmisi impuls saraf dalam system saraf pusat. System yang dibentuk oleh jaringan neuron yang menstransmisikan input sensorik ke korteks serbi dengan cara non spesifik dapat mengendalikan status kesadaran dan keadaan yang mudah dibangunkan.(2) (Hal. 62)

3.        Apa pengertian dari salpingitis dan Endometritis? (Riska)
Jawab: Endometritis adalah kelainan yang terjadi dimana sejumlah jaringan pada endometrium menembus atau berada didalam lapisan miometrium.(1) (hal 104) Sedangkan salpingitis itu merupakan radang pada tuba fallopii.(3) (hal.400)

4.        Bagaimana cara pemasangan  dan pencabutan AKDR? (Riska)
Jawab:  cara pemasangan: Setelah kandung kencing dikosongkan, apseptor dibaringkan diatas meja ginekologi dalam posisi litotomi. Kemudian dilakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui letak, bentuk, dan besar uterus. Speculum dimasukan kedalam vagina, dan serviks uteri dibersihkan dengan larutan antiseptik (sol. Betadine atau tingtura Jodi). Sekarang dengan cunam serviks dijepit bibir depan porsio uteri dan dimasukan sonde kedalam uterus untuk menentukan arah poros dan panjangnya kanalis servikalis serta kavum uteri. AKDR dimasukan kedalam uterus melalui ostium uteri eksternum sambil mengadakan tarikan ringan pada cunam serviks.
     Tabung penyalur digerakan didalam uterus, sesuai denngan arah poros kavum uteri sampai tercapai ujung atas kavum uteri yang telah ditentukan lebih dahulu dengan sondo uterus. Selanjutya, sambil mengeluarkan tabung penyalur perlahan-lahan, pendorong (pelunger) menahan AKDR dalam posisinya. Setelah tabung penyalur keluar dari uterus, penolong juga dikeluarkan cuman dilepaskan, benang AKDR digunting sehingga 2 ½ - 3 cm keluar dari ostium uteri, dan akhirnya speculum diangkat.(4) (hal. 562-563)
 Cara mengeluarkan: Mengeluarkan AKDR biasanya dengan jalan menarik benang AKDR yang keluar dari ostium uteri eksternum dengan dua jari, dengan pinset atau dengan cunam. Kadang-kadang AKDR tidka tampak di ostium uteri eksternum.
Tidak terlihatnya benang di AKDR ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
1)    Akseptor menjadi hamil
2)    Perforasi uterus
3)    Ekspulsi yang tidak disadari oleh akseptor
Perubahan letak AKDR, sehingga benang AKDR tertarik ke dalam rongga uterus seperti ada mioma uterus.(4) (hal. 562-563)

5.        Apakah yang dimaksud dengan AKDR Bio Aktif? (Ita)
Jawab: AKDR bio aktif merupakan AKDR yang berbahan dari bahan dasar dari alam seperti tembaga, seng, magnesium, timah, progesterone dan lain-lain yang diperuntukan untuk meningkatkan efektivitas dalam penggunaan AKDR.(4)  (hal. 536)

6.        Apa yang mengakibatkan AKDR keluar? (Fitri)
Jawab: ada beberapa penyebab yang menyebabkan AKDR keluar, pada umumnya AKDR keluar sering terjadi pada saat haid, dan terkadang diperngaruhi oleh:
1)        Umur dan paritas : pada paritas yang rendah, 1 atau 2, kemungkinan ekspulsi lebih besar dari pada paritas 5 atau lebih, demikian pula pada wanita muda ekspulsi lebih sering terjadi dari pada wanita yang umurnya lebih tua.
2)        Lama pemakaian : ekspulsi paling sering terjadi pada 3 bulan pertama setelah pemasangan : setelah itu angka kejadian menurun dengan tajam.
3)        Ekspulsi sebelumnya : pada wanita yang mengalami ekspulsi, maka pada pemasangan kedua kalinya, kecendrungan terjadinya ekspulsi lagi ialah kira-kira 50%. Jika terjadi ekspulsi, pasangkanlah AKDR dari jenis yang sama, tetapi dengan ukuran yang paling besar dari pada sebelumnya ; dapat juga diganti dengan AKDR jenis lain atau dipasang dua AKDR.
4)        Jenis dan ukuran : jenis dan ukurang AKDR yang dipasang sangat mempengaruhi frekuensi ekspulsi pada lippesloop, makin besar ukuran AKDR makin kecil kemungkinan terjadinya ekspulsi.
5)        Faktor psikis : oleh karena motilitas uterus dapat dipengaruhi oleh factor psikis, maka frekuensi lebih banyak dijumpai pada wanita-wanita yang emosional dan ketakutan, yang pesikis labil. Kepada wanita-wanita seperti ini penting diberikan penerangan yang cukup sebelum dilakukan pemasangan.(4) (hal. 558-559)

7.        Tulisan ilmiah tentang AKDR yang ada itu mendapatkan referensi dari mana? (Aqiella)
Jawab: kelompok kami mendapatkan referensi mengenai tulisan ilmiah mengenai penelitian berada pada buku Ilmu kandungan pada materi AKDR (Alat kontrasepsi Dalam Rahim) pada bagian sejarah paragraf 1 baris ke 6. Halaman 556. (4) (hal. 556)

8.        IUD (Intra Uterine Devices) berasal dari mana? (Aqiella)
Jawab: IUD berasal dari sejarah yang pernah dilakukan oleh para peneliti yang memasukan batu kecil yang bulat dan licin ke delam alat genitalia unta mereka sebelum berpergian jauh untuk menghindari terjadinya kehamilan saat perjalanan jauh. Penelitian lainnya dilakukan oleh Gravenberg yang membuat cincin perak kedalam uterus atau rahim untuk menghindari kehamilan. Maka dari itu IUD merupakan Intra Uterine Devices karena melupakan alat yang dimasukan kedalam rahim manusia untuk menghindari kehamilan.(4) (hal. 556)

9.        Fungsi cincin yang ada pada rahim itu untuk apa? (Ita)
Jawab: Cincin yang dibuat ada berfungsi sama seperti AKDR ataupun IUD dikarenakan cincin tersebut dibuat untuk mencegah pertemuan antara sperma dan ovum, mencegah untuk menjadi kehamilan.(1) (hal. 11)

10.    AKDR yang berbentuk cincin yang pernah ada selain dari benang dari bahan yang lain apa saja? (Lusi)
Jawab: Bahannya itu banyak oleh Gravenberg ditukar benang perak yang halus, Ota dari Jepang berbentuk menjadi logam dan sutera dan karena sulit dirubah menjadi berbahan plastik. (4) (hal. 556)



11.    Apa yang dapat menyebabkan benang dapat tidak terlihat atau hilang? (Lusi)
Jawab: Tidak terlihatnya benang di AKDR ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
1)        Akseptor menjadi hamil
2)        Perforasi uterus
3)        Ekspulsi yang tidak disadari oleh akseptor
4)        Perubahan letak AKDR, sehingga benag AKDR tertarik ke dalam rongga uterus seperti ada mioma uterus.(4) (hal. 563)

12.    Apa penyebab terjadinya perubahan dari benang sutera dirubah menjadi benang perak? (Aqiella)
Jawab: pada saat Gravenberg membuat AKDR dari benang sutera yang pengikatnya dengan menggunakan benang perak yang halus, AKDR tersebut menjadi sangat mudah sekali untuk keluar, maka dari itu diganti dengan cincin berbahan dari cincin perak.(4) (hal. 556)

13.    Bagaimana Mekanisme Kerja AKDR? (devi)
Jawab: Sampai sekarang mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti. Kini pendapat terbanyak ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium yang disertai dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan bastokista atau sperma. Pada pemeriksaan cairan uterus pada pemakaian AKDR sering kali dijumpai pula sel-sel makrofag ( fagosit) yang mengandung spermatozoa.
Kan dan kawan-kawan selanjutnya menemukan sifat-sifat dan isi cairan uterus mengalami perubahan-perubahan pada pemakai AKDR, yang menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus, walaupun sebelumnya terjadi nidasi. Penyelidik-penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada pemakai AKDR, yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkan oleh meningkatnya kadar prostaglandin dalam uterus pada wanita tersebut.
Pada AKDR bioaktif mekanisme kerjanya selain menimbulkan peradangan seperti pada AKDR biasa, juga oleh karena ion logam atau bahan lain yang melarut dari AKDR mempunyai pengaruh terhadap sperma. Menurut penyelidikan, ion logam yang paling epektif adalah ion logam tembaga (Cu) ; pengaruh AKDR bioaktif dengan berkurangnya konsentrasi logam makin lama makin berkurang.(4) (hal. 537)
Mekanisme kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berbeda. Tembaga dalam konsentrasi kecil yang dikeluarkan kedalam rongga uterus selain menimbulkan reaksi radang seperti pada AKDR biasa juga menghambat khasiat andhidrase karbon dan phospatase alkali. AKDR yang mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir servik sehingga menghalangi sperma.(5) (hal. 88)

14.    Apa kontraindikasi dan indikasi pemasangan AKDR? (Aqiella)
Jawab: Kontraindikasi untuk pemasangan AKDR dapat dibagi atas 2 golongan yaitu kontraindikasi relatif dan kontraindikasi mutlak:
1.         Kontraindikasi Relatif
Terdapat beberapa kategori yang termasuk dalam kontraindikasi relatif yaitu:
1)             Mioma uteri dengan adanya perubahan bentuk rongga uterus.
2)             Insufisiensi serviks uteri.
3)             Uterus dengan parut pada dindingnya, seperti pada bekas seksiosesarea, enukleasi mioma, dan sebagainya.
4)             Kelainan yang jinak serviks uteri seperti erosio porsiones uteri.

2.         Kontraindikasi Mutlak
Terdapat beberapa kategori yang termasuk dalam kontraindikasi mutlak yaitu:
1)             Kehamilan
2)             Adanya infeksi yang aktif pada traktus genetalis.
3)             Adanya tumor ganas pada traktrus genetalis.
4)             Adanya metroragia yang belum disembukan.
5)             Pasangan yang tidak lestari.(4) (hal. 560)
6)             Paparan terhadap PHS
7)             Karsinoma korporis uteri(6) (hal. 915)

Indikasi Pemasangan AKDR:
1)      Usia Reproduksi
2)      Keadaan nulipara
3)      Menginginkan menggunakan Kontrasepsi jangka panjang
4)      Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5)      Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6)      Resiko rendah IMS
7)      Tidak menghendaki metode hormonal
8)      Tidak menyukai mengingat minum pil. (7) (hal. MK-74)

15.    Alat-alat apa saja yang digunakan dalam pemasangan AKDR? (Aqiella)
Jawab: Meja Ginekologi, alat pemeriksaan ginekologi, alat pemasangan dan pengangkatan AKDR, alat sterilisasi, sarung tangan, pinset kapas, spekulum, kapas sublimat, kapas kering, cairan antiseptik, kateter logam wanita, bengkok, bak instrumen, sonde uterus, AKDR, gunting, tenakulum satu gig. (8) (hal. 96-97)

16.    Bagaimana pembinaan akseptor AKDR? (Devi)
Jawab:  Terdapat beberapa pembinaan terhadap akseptor KB diantaranya adalah:
1)        Kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu pemasangan AKDR.
2)        Selama bulan pertama menggunakan AKDR, periksalah benang AKDR secara rutin setelah haid
3)        Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan benang setelah haid apabila mengalami:
a.         Kram atau kejang di perut di bagian bawah
b.        Perdarahan (spotting) di antara haid atau setelah senggama
c.         Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidka nyaman selama melakukan hubungan seksual
4)        Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat dilakukan lebih awal apabila diinginkan
5)        Kembali ke klinik apabila:
d.        Tidak dapat meraba benang AKDR.
e.         Merasakan bagian yang keras dari AKDR
f.         AKDR terlepas
g.        Siklus terganggu
h.        Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
i.          Adanya infeksi(7) (hal. MK-77)

17.    Sebutkan jenis-jenis AKDR! (Aqiella)
Jawab: Copper T, Copper 7, Ypsilon-Y, Progestasert, Copper T3800A, ML Cu 250, Saf-T-Coil, Yusci Ring, Dana Spesial, Lippesloop, Comet, Silent protector, Hall-stone ring, K.S Wing, Majzlin-Spring, Szontagh IUD, Antigon, Magulies coil, Ota Ring, Soonawala IUD. (8) (hal. 87)

18.    Apa dampak yang ditimbulkan bila benang yang ada hilang atua tidak terlihat? (Aqiella)
Jawab: dampaknya adalah berbahaya bagi ibu, karena ditakutkan terjadi perforasi bagi ibu, atau AKDR terdorong lebih jauh menembus dinding uterus yang akan sampai hingga ke rongga perut ibu. (4) (hal. 559)

19.    Jelaskan mengenai AKDR bentuk terbuka dan tertutup! (Resi)
Jawab: AKDR terbuka bentuknya seperti Lippes Loop, Saf-T-Coil, multiload 250, Cu-7, Cu-T, Cu T 380 A, Spring coil Marguiles Spiral yang cendurung bentuknya terbuka dan tidak melingkar pada sisi-sinya dan menekan atau menutupi bagian ismush, sedangkan AKDR yang tertutup seperti Ota ring, Antigon F, Ragab ring, cincing gravenberg, hall- stone, birnberg bow, yang bentuknya melingkar seperti cincin dan akan menahan di bagian porsio untuk menahan adanya sperma yang masuk dan bertemu dengan ovum.(4) (hal. 557-558)

20.    Pasien dengan riwayat penyakit apa saja tidak boleh menggunakan AKDR? (Resi)
Jawab: terdapat beberapa riwayat penyakit yang tidak memperbolehkan ibu untuk menggunakan AKDR diantaranya adalah ibu dengan riwayat, tumor jinak payudara, kanker payudara, hipertensi, jantung, stroke, diabetes, penyakit hati, anemia, epilepsi, non pelvic TBC dan lain-lain. (7) (hal. MK-75)

21.    Apa yang dimaksud dengan metode lain? (Fitri)
Jawab: Metode lain menganjurkan ibu untuk memilih metode lain dalam penggunaan KB selain dengan menggunakan AKDR, dikarenakan adanya penyakit pada ibu yang tidak menganjurkan ibu untuk menggunakan AKDR. (7)(hal. MK-75)

22.    Kenapa pada penderita anemia harus melepaskan AKDR ? (Riska)
Jawab: Karena salah satu dari efek samping AKDR adalah pendarahan diluar haid (spoting) dan darah haid lebih banyak (Menoragia) maka dari itu pada ibu yang mempunyai riwayat anemia tidak dianjurkan untuk memakai AKDR karena ditakutkan ibu yang anemia menderita kekurangan darah lagi.(6) (hal.914)

23.    Kapan kunjungan ulang pasca pemasangan ? (Bu Zahra)
Jawab: Setelah AKDR dipasang, klien harus diarahkan untuk menggunakan prefarat spermisida dan kondom pada bulan pertama. Tindakan ini akan memberi perlindungan penuh dari konsepsi. Klien harus melakukan kunjungan pertamanya dalam waktu kurang lebih enam minggu kunjungan ini harus dilakukan pada masa menstruasi pertamanya pasca pemasangan AKDR.(8) (hal. 101).

24.    Efek samping AKDR yang sering terjadi pada ibu-ibu yang sekarang ? (Rina)
Jawab :
a.       nyeri pada pemasangan
b.      kejang rahim, terutama pada bulan-bulan pertama
c.       pendarahan diluar haid
d.      sekret vagina lebih banyak(6) (hal. 914)

25.    PRP itu apa ? (Resi)
      Jawab: PRP adalah Penyakit Radang Panggul(6) (hal 405)

26.    Yang dicurigai adanya PRP itu Apa ? (Resi)
      Jawab: Adanya nyeri goyang pada porsio apabila dilakukan VT(6) (hal.102)

27.    Pasien yang bermasalah yang bagaimana yang harus dirujuk selain slide ? (Devi)
       Jawab: Pasien yang mempunyai tumor panggul dan dirujuk ke dokter(8) (hal. 92)

28.    Apa persyaratan pemasangan IUD ? (Aqiella)
       Jawab:
a.       Tidak ada infeksi panggul
b.      Tidak ada tumor panggul
c.       Tidak Anemi
d.      Tidak hipertensi
e.       Tidak kanker serviks
f.       Tidak Flour albus(8) (hal. 91-92, 95)

29.    Pendarahan vagina hebat disebabkan oleh apa ? (Rina)
Jawab: Pendarahan vagina hebat disebabkan karena tenakulum diletakan pada arah jam tiga atau jam 9 karena pada area tersebut terdapat pembuluh darah terutama yang menyuplai darah ke serviks.(8) (hal. 90)

30.    Jika infeksi berat dirujuk ke mana ? (Ulfa)
Jawab: Ke intsalasi yang yang memadai dan memungkinkan (Rumah Sakit)(8) (hal. 92)

31.    Kenapa ibu anemi tidak dibolehkan untuk memasang AKDR ? (riska)
Jawab: Karena efek samping AKDR menyebutkan bahwa akan terjadi pendarahan setelah pemasangan AKDR yang akan mempersulit ibu maka dari itu ibu anemi tidak boleh karena ditakutkan sangat kekurangan darah.(4) (hal 558)

32.    Jelaskan mengenai pemeriksaan X-Ray ? (Resi)
Jawab: Pemeriksaan yang dilihat dibawah ray, ray merupakan garis yang memancar dari suatu pusat atau satu berkas nyata energi pancaran (cahaya atau panas), yang berjalan kearah tertentu.(9) (hal. 890)

33.    Apa yang dilakukan pada kunjungan ulang pasca pemasangan AKDR? (Bu Zahra)
Jawab: Setelah AKDR dipasang pada seorang wanita, ia perlu diarahkan untuk menggunakan prepatan spermisida dan kondom pada bulan pertama. Tindakan ini akan memberikan perlindungan penuh dari konsepsi karena AKDR menghambat serviks, uterus, dan saluran falopii tempat pemungkinan pembuahan dan penanaman sel telur.
Klien melakukan kunjungan ulang setelah 6 minggu, yang dilakukan setelah masa menstruasi pemasangannya. Karena pada bulan pertama ini kemungkinan terbesar AKDR untuk terlepas secara spontan berakhir.
Data yang diperlukan diantaranya adalah: Masa menstruasi, keterangan mengenai waktu menstruasi, pemeriksaan benang, kepuasan terhadap AKDR, Pemeriksaan fisik, pemeriksaan pelvik, dan pemeriksaan Lab.(10) (hal. 456-457)

34.    Efektifitas cukup tinggi itu maksudnya apa? (Aqiella)
Jawab: Efektifitas cukup tinggi itu merupakan kemampuan kerja dari suatu bentuk KB yang meminimalisir terjadinya kemungkinan untuk terjadi kegagalan pada penggunaan alat kontrasepsi tersebut. Bahkan kegagalan yang muncul hampir tidak ada karena daya kerja yang baik.(11) (hal. 125)

35.    USG perlu untuk AKDR? Jika perlu mengapa? (Bu Zahra)
Jawab: USG perlu dilakukan sebelum pemasangan AKDR itu perlu, dikarenakan perlu mengetahui keadaan uterus, dan  untuk memastikan apakah AKDR masih terdapat pada uterus, luar uterus, atau hilang keseluruhan.(10) (hal. 459)

36.    Apakah ada kemungkinan pasien saat penggunaan AKDR? Mengapa? (Ita)
Jawab: Kemungkinan untuk hamil itu bisa dikarenakan setelah AKDR dipasang pada seorang klien, klien diarahkan untuk menggunakan spermasida dan kondom pada bulan pertama. Tindakan ini akan memberikan perlindungan penuh dari konsepsi karena AKDR menghambat serviks, uterus, dan saluran falopii tempat yang memungkinkan pembuahan dan penanaman sel telur dan ini merupakan kurun waktu AKDR dapat terlepas secara spontan. (10) (hal. 456)

37.    Sinar Rontgen itu cahayanya seprti apa? Fungsinya itu apa? (Ita)
Jawab: Sinar Rontgen itu merupakan sinar yang digunakan untuk pemeriksaan pada organ dalam tubuh manusia untuk mengetahui kelainan-kelainan yang ada pada tubuh manusia. Dan sinar rontgen itu seperti sinar Ultra yang dapat menembus secara partikel-partikel kecil kepada tubuh manusia. (1) (hal. 120)
38.    Apa kandungan dari bentuk AKDR yang terbuka dan tertutup? (Fitri)
Jawab: Untuk AKDR kandungan antara terbuka dan tertutup sama,  yaitu terdiri dari Polietilen yang dibungkus dengan alat tembaga, pada batang alat tersebut dan dengan lapisan tembaga pada tiap-tiap lengan alat tersebut. Pada polietilen tersebut berisi barium sulfat dna 52 mg levenorgostel.(10) (hal. 452)

39.    Apakah ada kangdungan lain selain tembaga? (Fitri)
Jawab: kandungan selain tembaga itu ada, diantaranya adalah dari benang sutera, benang perak, plastik, seng, magnesium, timah, progesteron dan bahan-bahan yang lain. (4) (hal. 536)

40.    Sejak kapan AKDR ada di Indonesia? (Ita)
Jawab: Pada tahun 1955-1964 di Indonesia dipergunakan secara umum dalam program keluarga berencana dan pada saat itu AKDR yang mula-mula digunakan adalah Lipes sloop yang waktu itu disponsori oleh Perkumpulan keluarga berencana Indonesia.(4) (hal. 536)

41.    Jenis Lipes loop itu apakah termasuk terhadap IUD? Dan jenisnya apa saja? (Ita)
Jawab: Lipes loop itu merupakan salah satu jenis IUD (Intra Uterine Devices) yang bentuknya berbeda-beda, Lipes loop itu berbentuk sepertu melengkung lengkung, Copper-7 itu berbentuk seperti angka 7, Copper T itu berbentuk seperti huruf T dan Multriroad yang bergerigi pada masing-masing lengannya.(6) (hal. 910-911)

42.    Apa dampak AKDR bagi rahim? (Ita)
Jawab: Ada beberapa dampak yang akan ditimbulkan AKDR pada rahim ibu, diantaranya adalah terjadinya mioma uteri, insufisiensi serviks uteri, Uterus parut pada dindingnya, erosio porsiones uteri.(4) (hal. 560)

43.    Kenapa orang Indonesia banyak menggunakan Lipes loop? (Lusi)
Jawab: AKDR pada saat pertama kali masuk ke indonesia dalam beberapa bentuk dan jenis, namun ada beberapa yang terkenal diantaranya adalah lipes loop, Marguiless spiral, zipper, Brinberg bow, dan hall stone. Namun untuk saat ini, seiring berkembangnya zaman, ibu-ibu lebih banyak menggunakan Copper T dikarenakan daya gunanya yang lama. (4) (hal. 556)

44.    Apakah ada alergi pada pemasangan AKDR? (Lusi)
Jawab: Alergi pada AKDR tentunya ada, alergi tersebut berbentuk seperti alergi terhadap bahan-bahan yang digunakan, seperti alergi tembaga pada tembaga, dan bahan-bahan lainnya.(10) (hal. 452)

45.    Apa itu Infeksi parametritis itu apa? (Lusi)
Jawab: Infeksi parametritis adalah infeksi yang terjadi pada radang struktur dan bentuk di sekitar uterus.(3) (hal. 314)

46.    Pemeriksaan Ultra sound itu seperti apa? (Riska)
Jawab: Pemeriksaan Ultra sound itu sama dengan pemeriksaan USG pada pemasangan AKDR, USG perlu dilakukan sebelum pemasangan AKDR itu perlu, dikarenakan perlu mengetahui keadaan uterus, dan  untuk memastikan apakah AKDR masih terdapat pada uterus, luar uterus, atau hilang keseluruhan.(10) (hal. 459)

47.    Bahan apa saja yang dapat berbahaya bagi tubuh manusia yang terdapat pada AKDR? (Riska)
Jawab: ada beberapa bahan yang dapat beberapa yang berbahaya bagi ibu, dikarenakan ada ibu yang dapat alergi terhadap bahan tembaga.(10) (hal. 452)



48.    Apa yang dimaksud dengan reversibel? (Riska)
Jawab: Reversibel adalah suatu proses yang berlangsung dengan sangat sempurna.(12) (hal. 236)

49.    Apakah yang dimaksud dengan Infeksi Klamidial? (Riska)
Jawab: Infeksi Klamidial merupakan infeksi pada PMS (Penyakit Menular Seksual) yang umum dan mudah ditangani, namun jika tidak ditangani lebih lanjut akan mengakibatkan ketidaksuburan, vaginitis dan masalah kesehatan lainnya.(13) (hal. 446)

50.    AKDR bentuk Lippes loop bentuknya kaya gimana? Keuntungannya apa? (Resi)
Jawab: Keuntungan Lippes Loop yaitu jarang bisa untuk dapat keluar sendiri pada saat penggunaannya. Bentuknya seperti melengkung lengkung seperti huruf S. (14) (hal. 714)

51.    Berapa lama daya kerja AKDR? (Devi)
Jawab:  daya kerja AKDR tiap jenis jenis AKDR berbeda beda tergantung pada  jenis IUD yang digunakan dan bahan yang digunakannya. Pada contohnya adalah CuT-308A yang daya kerja nya dapat bertahan hingga 10 tahun.(7) (MK-73)

52.    Apa yang dimaksud dengan efek sistemik? (Riska)
Jawab: Efek sistemik merupakan efek samping yang terjadi pada ibu pada saat penggunaan AKDR pada salah satu organ dimana diletakan pemasangan AKDR(10) (hal. 451)

53.    Berapa usia batasan bagi pengguna AKDR? Apakah usia 17 tahunan bisa? (Aqiella)
Jawab: AKDR dapat digunakan hingga seorang ibu tersebut menopause tepatnya 1 tahun atau lebih setelah haid terakhir. Namun pada usia 17 tahun penggunaan AKDR pun sama akan mengakibatkan banyak kontraindikasi, namun biasanya lebih beresiko tinggi pada usia 17 tahuanan dikarenakan fungsi organ dalamnya belum berfungsi dengan baik.(7) (MK-73 dan MK-62)

54.    Bagaimana konselling pada pasien jika terjadi perdarahan? (Aqiella)
Jawab: jika kondisi ibu perdarahan hebat, jika sangat perlu lakukan rujukan. Bila ada kelainan, dengan memberikan ibuprofen 3x800 mg untuk satu minggu, atau pil kombinasi atau pil siklus.(7) (MK-66)

55.    Cairan yang keluar itu kaya gimana? (Rina)
Jawab: cairan yang keluar dari vagina yang terlihat seprti flour albus yang disebabkan oleh kuman gonokokus atau klamidia,(7)  (MK-66)

56.    Konselling terhadap pasien yang aminorea? (Resi)
Jawab: memberitahukan ibu untuk kembali ke klinik atau ke bidan jika terjadi perdarahan, kram, cairan berbau, atau demam. Jika bagi pasien itu tetap masalah dianjurkan pasien untuk melakukan rujukan ke rumah sakit.(7) (MK-66)

57.    Bagaimana jika masalah tidak teratasi pada pengeluaran cairan? (Resi)
Jawab: dengan pemberian antibiotika selama 2 hari dan setelah itu dilakukan pencabutan pada AKDR yang digunakan. Dan bantu klien untuk memilih alat kontrasepsi lainnya yang dapat cocok bagi klien.(7) (MK-66)



58.    Cairan apa yang ada pada PRP? (Fitri)
Jawab: cairan yang keluar dari vagina yang berupa seperti flour albus yang merupakan dugaan terjadinya penyakit radang panggul pada ibu atau pada pasien.(7) (MK-66)

59.    Apakah AKDR dapat memperlambat kesuburan? (Diana)
Jawab: AKDR tidak dapat memperlambat kesuburan, telah  dijelaskan bahwa setelah AKDR dilepas, maka wanita yang menggunakan AKDR tersebut dapat menjadi subur kembali dengan cepat.(10) (hal. 451)

60.    Bagaimana penanganan kejang yang hebat pada ibu? (Diana)
Jawab: kita perlu mengetahui bahwa adanya PRP dan penyebab dari kekejangan yang timbul. Apabila tidak ditemukan penyebab yang jelas, makan beri analgesik untuk meringankan. Jika masih tidak membantu maka lakukan rujukan.(7) (MK-76)

61.    Mengapa bisa terjadi kejang pada ibu? (Riska)
Jawab: kejang terjadi pada ibu dikarenakan  adanya penyakit radang panggul pada ibu setelah pemasangan AKDR, ataupun penyakit lainnya yang dapat mengakibatkan ibu menjadi kejang.(7) (MK-76)

62.    Apa yang dimaksud dengan efek sistemik? (Riska)
Jawab: efek sistemik merupakan efek samping yang terjadi pada ibu pada saat penggunaan AKDR pada salah satu organ dimana diletakan pemasangan AKDR.(10) (hal. 451)



63.    Penyesuaian pada ibu pengguna AKDR itu berapa lama? (Lusi)
Jawab: dari penggunaan AKDR ibu biasanya memerlukan penyesuaian selama 3 bulan terhadap penggunaan alat kontrasepsi lain yang nanti akan digunakan.(8) (hal. 90)

64.    Bagaimana cara memotivasi ibu untuk menggunakan AKDR? (Diana)
Jawab:  cara memotivasi ibu dalam penggunaan AKDR adalah dengan penginformasian mengenai beberapa keuntungan KB bagi ibu, slaah satunya daya guna yang cukup lama diantaranya adalah 10 tahun yang akan memudahkan bagi ibu yang tidak ingin mengingat untuk minum pil.(7) (MK-72-73)

65.    Apabila ibu memiliki Kanker Uterus apakah dapat menggunakan AKDR? (Lusi)
Jawab: tidak bisa dikarenakan pada pemasangan AKDR akan mengakibatkan perubahan struktur atau goresan yang terjadi pada uterus, dan memungkinkan untuk sel kanker menjalar kebagian lain dari uterus. (10) (hal.453)

66.    Apakah AKDR dapat digunakan bagi ibu yang hipertensi? (Bu Zahra)
Jawab: ga boleh, dan batasan untuk pengguna AKDR itu adalah 180/110 mmHg hal itu dikarenakan ada beberapa AKDR yang dapat berpengaruh terhadap lipid dan vasokonstriksi yang akan berpengaruh pada tekanan darah ibu.(7) (MK 64)

67.    syarat apa bagi bidan untuk dapat melakukan pemasangan AKDR? (Bu Zahra)
Jawab:  bidan dapat melakukan pemasangan dan pencabutan AKDR jika bidan telah memiliki keahlian, mengikuti pelatihan dan lulus pelatihan.(7) (MK 72)

68.    Mengapa pada penggunaan IUD jaraknya berbeda-beda? (Bu Zahra)
Jawab: jarak pada IUD berbeda diakibatkan dari jenis dan bahan yang terkandung pada AKDR yang berbeda-beda daya guna dan penggunaannya.(10) (hal.452)
69.    Kenapa ibu dengan memiliki riwayat penyakit tertentu tidak boleh menggunakan AKDR? (Riska)
Jawab: dikarenakan pada IUD terdapat bahan-bahan yang dapat memicu terjadinya kembali penyakit yang ibu rasa. Seperti pada hipertensi dan jantung terdapat zat yang dapat berpengaruh terhadap lipid dan vasokonstriksi.(7) (MK 64)

70.    Obati dan lepas setelah 48 jam itu kenapa? (Resi)
Jawab: kita melakukan pengobatan dan pelepasan setelah 48 jam untuk dapat mengetahui reaksi yang dihasilkan dari obat yang diberikan oleh bidan.(7) (MK-74)

71.    Apakah bisa jika pasien mengecek sendiri ? (Bu Zahra)
Jawab: Bisa, Karena didalam pelayanan keluarga berencana menyebutkan bahwa klien harus memiliki pengalaman melakukan pemeriksaan AKDR secara mandiri.(15) (hal 102)

72.    Bagaimana bentuk AKDR yang seperti cincin? (Aqiella)
Jawab: Bentuknya seperti cincin dan bulat.




73.    Bagaimana psien hamil dan masih menggunakan AKDR bagaimana konseling dan penanganannya ? (Devi)
Jawab: seorang klien yang mengalami kehamilan, dengan AKDR masih terpasang perlu diinformasikan tentang resiko yang akan terjadi bila kehamilan dilanjutkan dengan AKDR tetap terpasang. Resiko tersebut antara lain infeksi intra uterus, sepsis, aborsi spontan, aborsi sepsis spontan, plasenta previa, dan persalinan prematur. Klien yang mengalami kehamilan dengan AKDR masih terpakai dalam tubuhnya harus dievaluasi untuk melihat apakah ada kehamilan ektofik mengingat insiden kehamilan pada kelompok klien ini sangat tinggi apa bila benang AKDR terlihat maka AKDR harus dilepas tanpa mempertimbangkan apakah klien dan pasangannya bersedia mengakhiri kehamilan. KDR tersebut harus dilepas karena angka kejadian aborsi spontan lebih rendah pada klien yang AKDR-nya telah dilepas dari pada yang AKDR-nya masih terpasang selama kehamilan.(10) (hal 459)

74.    Apa Penanganan efek samping kapan diberikannya: (Devi)
Jawab: Penanganan Efek samping diberikan segera pada saat ibu mengalami keluhan di bidan. Contohnya adalah:
·           Untuk efek samping haid yang lebih lama, lebih banyak dan nyeri, klien bisa meminum ibu profen atau obat sejenis (bukan Aspirin).
·           Untuk keram atau mules, bisa meminum aspirin parasetamol, atau ibu profen.(10) (hal. 461)

75.    Apa yang dimaksud dengan Sonde Uterus? (Rina)
Jawab: Sonde uterus adalah alat yang digunakan untuk mengetahui panjang atau tinggi uterus.(8) (hal. 96-97)

76.    Kenapa dulu bentuknya berbentuk segi 6? (Lusi)
Jawab:  Karena dulu masih dibuat percobaan untuk membuat AKDR yang digunakan untuk unta dan yang mudah di rakit oleh masa itu.(4) (hal. 537)



77.    Efek samping dari AKDR plastik itu apa? (Lusi)
Jawab: efek samping AKDR dari plastik itu sama seperti AKDR lainnya, karena dari setiap AKDR terdapat bahan plastik. Dan efek samping nya pun sama yang lainnya, seperti ekspulsi, pendarahan, aminorea, kejang, kram dan lain-lain.(16) (hal. 384)

78.    Bagaimana jika ibu ingin menggunakan AKDR pengidap gonoroe? (Resi)
Jawab:  sebaiknya untuk ibu yang memiliki penyakit gonoroe tidak dibolehkan untuk menggunakan AKDR, karena memungkinkan terjadinya infeksi panggul aktif dan penularan PMS lebih mudah. Sebaiknya anjurkan ibu untuk menggunakan kondom, supaya dapat mencegah terjadinya penularan PMS.(17) (hal.40)

79.    Kelainan pada janin jika menggunakan AKDR? (Resi)
Jawab: Kelainan pada janin adalah kemungkinan terjadinya plasenta previa, abortus, dan lahir prematur bagi bayi.(10) (hal. 459)

80.    AKDR apakah boleh dipasang oleh bidan? (Riska)
Jawab: AKDR boleh dipasang oleh bidan jika bidan telah mengikuti dan lulus dari pelatihan pemasangan dan pencabutan AKDR. Terdapat pada UU Kesehatan no. 30/1992. (18) (hal 247)

81.    Bagaimana jika ibu lupa mencabut AKDR yang sudah habis daya kerjanya? (Riska)
Jawab: jika ibu lupa untuk mencabut AKDR akan mengakibatkan efek kortikosteroid dan teofilin yang ada akan memperkuat terjadinya efek samping lain.(14) (hal. 719)



82.    Apakah penggunaan AKDR berpengaruh terhadap Imun? (Aqiella)
Jawab: penggunaan AKDR tidak akan memperngaruhi secara langsung dalam sistem kekebalan tubuh atau imun bagi tubuh manusia.(19) (hal. 45)

83.    Bagaimana posisi pasien saat pemasangan AKDR? (Aqiella)
Jawab: posisi pasien pada pamasangan adalah dengan posisi litotomi atau posisi dimana klien berbaring pada meja ginekolgi dan mengangkat kedua kakinya pada penyanggah kaki, hal ini dilakukan untuk dapat melakukan pemeriksaan uterus secara langsung dan mempermudah melihat organ reproduksi wanita.(20) (hal 169)

84.    Kriteria pemasangan AKDR pada bagian uterus? (Bu Khonita)
Jawab: Kriteria pemasangan AKDR pada uterus adalah yang pertama mengukur panjang uterus dan memeriksa apakah terdapat kelainan pada panggul, uterus dan adakah kehamilan.(16) (hal 828)

85.    Apakah pengertian dari IUD post plasenta? Apakah pemasangannya sama? (Bu Khonita)
Jawab: IUD post plasenta adalah pemasangan IUD setelah dilakukan pelahiran atau pengeluran plasenta setelah ibu melahirkan. Pemasangannya sama pada pemasangan IUD yang lain, namun perlu dilakukan pemantauan terhadap kondisi ibu.(21) (hal. 725)

86.    Apakah yang dimaksud pada penapisan IUD? (Bu Khonita)
Jawab: Penapisan pada sebelum pemasangan IUD adalah dengan melakukan anamnesa terhadap ibu, dari mulai penyakit yang diderita, riwayat kehamilan ektopik, dan melakukan pemeriksaan secara langsung terhadap ibu.(16) (hal 827)

87.    Kelompokan IUD hormonal dan IUD non-hormonal? Beserta keuntungan, kerugian dan efek sampingnya! (Bu Khonita)
Jawab: IUD hormonal seperti IUD progestart yang menggunakan hormon progesterin dan IUD non Hormonal itu seperti Copper T, Copper 7, Lipes loop dan IUD lainnya kecuali Progestrat. Keuntungan dari penggunaan yang hormonal akan mengembalikan kesuburan setelah pencabutan AKDR, namun kekurangannya dapat mengakibatkan pendarahan pada penggunanya dan kemungkinan untuk kenaikan berat badannya. Untuk yang non hormonal keuntungannya dapat digunakan sebagai kontrasepsi darurat, dapat melindungi kanker pada endometrium dan kekurangannya tidak mengurangi penularan HIV atau PMS lainnya.(10) (hal. 502)

88.    Bagaimana jika ibu ingin menggunakan IUD tetapi dilarang oleh suaminya? (Bu Khonita)
Jawab: kita mengundang suami dari ibu tersebut dan menjelaskan manfaat dari penggunaan KB terhadap ibu dan suaminya. Dan memberi tahu mengenai positif dan negatif penggunaan KB. Dari pengambilan keputusan segalanya di berikan kembali kepada pasien. Karena seluruh keputusan ada pada klien. (22) (hal. 115-116)

89.    Kenapa pemasangan IUD harus diukur rongga rahimnya? (Bu Khonita)
Jawab: pemasangan IUD perlu diperhatikan rongga rahimnya, supaya dapat memasangkan IUD yang sesuai dengan ukuran rahimnya tanpa perlu melukai dinding endometrium ibu.(16) (hal. 828)

90.    Saat menstruasi AKDR apakah dapat keluar? Kalau bisa kenapa? (Bu Zahra)
Jawab: tentunya bisa, khususnya AKDR atau IUD sering keluar pada saat haid dikarenakan oleh faktor: Umur dan paritas, Lama pemakaian, Ekspulsi sebelumnya, Jenis dan ukuran, Faktor psikis.(4) (hal. 558-559)
REFERENSI

1.       Mudzakir M. Panduan kebidanan dan keperawatan. Jombang: Merkid Press; 2009.
2.       Jordan S. Farmakologi kebidanan. Jakarta: EGC; 2004.
3.       V N. Kamus kebidanan bergambar. Jakarta: EGC; 2005.
4.       Winkjosastro H. Ilmu kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 1994.
5.       Sulistyawati A. Pelayanan keluarga berencana. Jakarta: Salemba Medika; 2013.
6.       Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. 3, editor. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2007.
7.       Prawirohardjo S. Panduan Praktis Pelayanan Kb. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2005.
8.       Sulistiyawati A. Pelayanan keluarga berencana. Jakarta: Salemba Medika; 2013.
9.       Dorland. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC; 2011.
10.     Varney, Kriebs, Gregor. Asuhan kebidanan jilid 1. Jakarta: EGC; 2005.
11.     Gede IB. Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB. Jakarta: EGC; 1998.
12.     Moran M. Termodinamika. Jakarta: Erlangga; 2004.
13.     Brooker C. Kamus saku keperawatan. Jakarta: EGC; 2001.
14.     Hoan T. Obat-obat penting. Jakarta: Elex Media Komputindo; 2007.
15.     Hartanti S. Pelayanan keluarga berencana. Yogyakarta: Pustaka Riharma; 2010.
16.     Kenneth. Obstetri williams. Jakarta: EGC; 2009.
17.     Morgan G. Panduan praktis obstetri dan ginekologi. Jakarta: EGC; 2009.
18.     Bagus I. Memahami Kesehatan reproduksi wanita. 2, editor. Jakarta: EGC; 2009.
19.     Sastrapraja D. Risalah kongres ilmu pengetahuan. Jakarta: EGC; 1985.
20.     Biliings E. Metode ovulasi billings. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia; 2006.
21.     Riordan J. Breastfeeding and human lactation. Sudburry: World headquarters; 2009.
22.     Tyastuti S. Komunikasi dan Konseling dalam Pelayanan Kebidanan. 3, editor. Yogyakarta: Fitramaya; 2008.