1.
Apa yang
dimakasud dengan anlgesik? (Rina)
Jawab: Analgesik
merupakan golongan obat yang berkhasian mengurangi rasa sakit, sperti aspirin,
parasetamol dan obat analgesic lainnya.(1) (hal. 14)
Analgesic pun ada yang berupa penggunaan gas anastesi dengan konsentrasi yang
subsentik(2) (hal. 61)
2.
Cara kerja
analgesic pada ibu kejang? (ita)
Jawab:
Kerja analgesic pada ibu yang kejang adalah dengan kemampuan analgetik yang
mampu untuk berikatan dengan membrane sel tertentu. Interaksi membrane sel ini
akan mempengaruhi reaksi neutransmitter pada sinaps dan transmisi impuls saraf
dalam system saraf pusat. System yang dibentuk oleh jaringan neuron yang
menstransmisikan input sensorik ke korteks serbi dengan cara non spesifik dapat
mengendalikan status kesadaran dan keadaan yang mudah dibangunkan.(2) (Hal. 62)
3.
Apa pengertian
dari salpingitis dan Endometritis? (Riska)
Jawab: Endometritis
adalah kelainan yang terjadi dimana sejumlah jaringan pada endometrium menembus
atau berada didalam lapisan miometrium.(1) (hal 104) Sedangkan salpingitis itu merupakan radang pada tuba
fallopii.(3) (hal.400)
4.
Bagaimana cara
pemasangan dan pencabutan AKDR? (Riska)
Jawab: cara
pemasangan: Setelah kandung kencing dikosongkan,
apseptor dibaringkan diatas meja ginekologi dalam posisi litotomi. Kemudian
dilakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui letak, bentuk, dan besar
uterus. Speculum dimasukan kedalam vagina, dan serviks uteri dibersihkan dengan
larutan antiseptik (sol. Betadine atau tingtura Jodi). Sekarang dengan cunam
serviks dijepit bibir depan porsio uteri dan dimasukan sonde kedalam uterus untuk
menentukan arah poros dan panjangnya kanalis servikalis serta kavum uteri. AKDR
dimasukan kedalam uterus melalui ostium uteri eksternum sambil mengadakan
tarikan ringan pada cunam serviks.
Tabung penyalur digerakan didalam uterus,
sesuai denngan arah poros kavum uteri sampai tercapai ujung atas kavum uteri
yang telah ditentukan lebih dahulu dengan sondo uterus. Selanjutya, sambil
mengeluarkan tabung penyalur perlahan-lahan, pendorong (pelunger) menahan AKDR
dalam posisinya. Setelah tabung penyalur keluar dari uterus, penolong juga
dikeluarkan cuman dilepaskan, benang AKDR digunting sehingga 2 ½ - 3 cm keluar
dari ostium uteri, dan akhirnya speculum diangkat.(4) (hal. 562-563)
Cara mengeluarkan: Mengeluarkan
AKDR biasanya dengan jalan menarik benang AKDR yang keluar dari ostium uteri
eksternum dengan dua jari, dengan pinset atau dengan cunam. Kadang-kadang AKDR
tidka tampak di ostium uteri eksternum.
Tidak terlihatnya benang di AKDR ini
dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
1)
Akseptor menjadi hamil
2)
Perforasi uterus
3)
Ekspulsi yang tidak disadari oleh
akseptor
Perubahan
letak AKDR, sehingga benang
AKDR
tertarik ke dalam rongga uterus seperti ada mioma uterus.(4) (hal. 562-563)
5.
Apakah yang
dimaksud dengan AKDR Bio Aktif? (Ita)
Jawab: AKDR
bio aktif merupakan AKDR yang berbahan dari bahan dasar dari alam seperti
tembaga, seng, magnesium, timah, progesterone dan lain-lain yang diperuntukan
untuk meningkatkan efektivitas dalam penggunaan AKDR.(4) (hal. 536)
6.
Apa yang mengakibatkan AKDR keluar? (Fitri)
Jawab: ada beberapa
penyebab yang menyebabkan AKDR keluar, pada umumnya AKDR keluar sering terjadi
pada saat haid, dan terkadang diperngaruhi oleh:
1)
Umur dan paritas : pada paritas yang
rendah, 1 atau 2, kemungkinan ekspulsi lebih besar dari pada paritas 5 atau
lebih, demikian pula pada wanita muda ekspulsi lebih sering terjadi dari pada
wanita yang umurnya lebih tua.
2)
Lama pemakaian : ekspulsi paling sering
terjadi pada 3 bulan pertama setelah pemasangan : setelah itu angka kejadian
menurun dengan tajam.
3)
Ekspulsi sebelumnya : pada wanita yang
mengalami ekspulsi, maka pada pemasangan kedua kalinya, kecendrungan terjadinya
ekspulsi lagi ialah kira-kira 50%. Jika terjadi ekspulsi, pasangkanlah AKDR
dari jenis yang sama, tetapi dengan ukuran yang paling besar dari pada
sebelumnya ; dapat juga diganti dengan AKDR jenis lain atau dipasang dua AKDR.
4)
Jenis dan ukuran : jenis dan ukurang
AKDR yang dipasang sangat mempengaruhi frekuensi ekspulsi pada lippesloop,
makin besar ukuran AKDR makin kecil kemungkinan terjadinya ekspulsi.
5)
Faktor psikis : oleh karena motilitas
uterus dapat dipengaruhi oleh factor psikis, maka frekuensi lebih banyak
dijumpai pada wanita-wanita yang emosional dan ketakutan, yang pesikis labil.
Kepada wanita-wanita seperti ini penting diberikan penerangan yang cukup
sebelum dilakukan pemasangan.(4) (hal. 558-559)
7.
Tulisan ilmiah tentang AKDR yang ada itu mendapatkan
referensi dari mana? (Aqiella)
Jawab: kelompok kami
mendapatkan referensi mengenai tulisan ilmiah mengenai penelitian berada pada
buku Ilmu kandungan pada materi AKDR (Alat kontrasepsi Dalam Rahim) pada bagian
sejarah paragraf 1 baris ke 6. Halaman 556. (4) (hal. 556)
8.
IUD (Intra Uterine Devices) berasal dari mana? (Aqiella)
Jawab: IUD berasal dari
sejarah yang pernah dilakukan oleh para peneliti yang memasukan batu kecil yang
bulat dan licin ke delam alat genitalia unta mereka sebelum berpergian jauh
untuk menghindari terjadinya kehamilan saat perjalanan jauh. Penelitian lainnya
dilakukan oleh Gravenberg yang membuat cincin perak kedalam uterus atau rahim
untuk menghindari kehamilan. Maka dari itu IUD merupakan Intra Uterine Devices
karena melupakan alat yang dimasukan kedalam rahim manusia untuk menghindari
kehamilan.(4) (hal. 556)
9.
Fungsi cincin yang ada pada rahim itu untuk apa? (Ita)
Jawab: Cincin yang dibuat
ada berfungsi sama seperti AKDR ataupun IUD dikarenakan cincin tersebut dibuat
untuk mencegah pertemuan antara sperma dan ovum, mencegah untuk menjadi
kehamilan.(1) (hal. 11)
10.
AKDR yang berbentuk cincin yang pernah ada selain dari
benang dari bahan yang lain apa saja? (Lusi)
Jawab: Bahannya itu banyak
oleh Gravenberg ditukar benang perak yang halus, Ota dari Jepang berbentuk
menjadi logam dan sutera dan karena sulit dirubah menjadi berbahan plastik. (4) (hal. 556)
11.
Apa yang dapat menyebabkan benang dapat tidak terlihat
atau hilang? (Lusi)
Jawab: Tidak terlihatnya
benang di AKDR ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya:
1)
Akseptor menjadi hamil
2)
Perforasi uterus
3)
Ekspulsi yang tidak disadari oleh
akseptor
4)
Perubahan letak AKDR, sehingga benag
AKDR tertarik ke dalam rongga uterus seperti ada mioma uterus.(4) (hal. 563)
12.
Apa penyebab terjadinya perubahan dari benang sutera
dirubah menjadi benang perak? (Aqiella)
Jawab: pada saat
Gravenberg membuat AKDR dari benang sutera yang pengikatnya dengan menggunakan
benang perak yang halus, AKDR tersebut menjadi sangat mudah sekali untuk
keluar, maka dari itu diganti dengan cincin berbahan dari cincin perak.(4) (hal. 556)
13.
Bagaimana Mekanisme Kerja AKDR? (devi)
Jawab: Sampai sekarang
mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti. Kini pendapat terbanyak
ialah bahwa AKDR dalam kavum uteri menimbulkan reaksi peradangan endometrium
yang disertai dengan sebukan leukosit yang dapat menghancurkan bastokista atau
sperma. Pada pemeriksaan cairan uterus pada pemakaian AKDR sering kali dijumpai
pula sel-sel makrofag ( fagosit) yang mengandung spermatozoa.
Kan
dan kawan-kawan selanjutnya menemukan sifat-sifat dan isi cairan uterus
mengalami perubahan-perubahan pada pemakai AKDR, yang menyebabkan blastokista
tidak dapat hidup dalam uterus, walaupun sebelumnya terjadi nidasi.
Penyelidik-penyelidik lain menemukan sering adanya kontraksi uterus pada
pemakai AKDR, yang dapat menghalangi nidasi. Diduga ini disebabkan oleh
meningkatnya kadar prostaglandin dalam uterus pada wanita tersebut.
Pada
AKDR bioaktif mekanisme kerjanya selain menimbulkan peradangan seperti pada
AKDR biasa, juga oleh karena ion logam atau bahan lain yang melarut dari AKDR
mempunyai pengaruh terhadap sperma. Menurut penyelidikan, ion logam yang paling
epektif adalah ion logam tembaga (Cu) ; pengaruh AKDR bioaktif dengan
berkurangnya konsentrasi logam makin lama makin berkurang.(4) (hal.
537)
Mekanisme
kerja AKDR yang dililiti kawat tembaga mungkin berbeda. Tembaga dalam
konsentrasi kecil yang dikeluarkan kedalam rongga uterus selain menimbulkan
reaksi radang seperti pada AKDR biasa juga menghambat khasiat andhidrase karbon
dan phospatase alkali. AKDR yang mengeluarkan hormon juga menebalkan lendir
servik sehingga menghalangi sperma.(5) (hal.
88)
14.
Apa kontraindikasi dan indikasi pemasangan AKDR?
(Aqiella)
Jawab: Kontraindikasi
untuk pemasangan AKDR dapat dibagi atas 2 golongan yaitu kontraindikasi relatif
dan kontraindikasi mutlak:
1.
Kontraindikasi
Relatif
Terdapat
beberapa kategori yang termasuk dalam kontraindikasi relatif yaitu:
1)
Mioma uteri dengan adanya perubahan
bentuk rongga uterus.
2)
Insufisiensi serviks uteri.
3)
Uterus dengan parut pada dindingnya,
seperti pada bekas seksiosesarea, enukleasi mioma, dan sebagainya.
4)
Kelainan yang jinak serviks uteri
seperti erosio porsiones uteri.
2.
Kontraindikasi
Mutlak
Terdapat
beberapa kategori yang termasuk dalam kontraindikasi mutlak yaitu:
1)
Kehamilan
2)
Adanya infeksi yang aktif pada traktus
genetalis.
3)
Adanya tumor ganas pada traktrus
genetalis.
4)
Adanya metroragia yang belum disembukan.
5)
Pasangan yang tidak lestari.(4) (hal. 560)
6)
Paparan terhadap PHS
7)
Karsinoma korporis uteri(6) (hal. 915)
Indikasi Pemasangan AKDR:
1) Usia Reproduksi
2) Keadaan nulipara
3) Menginginkan menggunakan Kontrasepsi jangka panjang
4) Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
6) Resiko rendah IMS
7) Tidak menghendaki metode hormonal
8) Tidak menyukai mengingat minum pil. (7) (hal. MK-74)
15.
Alat-alat apa saja yang digunakan dalam pemasangan AKDR?
(Aqiella)
Jawab: Meja Ginekologi,
alat pemeriksaan ginekologi, alat pemasangan dan pengangkatan AKDR, alat
sterilisasi, sarung tangan, pinset kapas, spekulum, kapas sublimat, kapas
kering, cairan antiseptik, kateter logam wanita, bengkok, bak instrumen, sonde
uterus, AKDR, gunting, tenakulum satu gig. (8) (hal. 96-97)
16.
Bagaimana pembinaan akseptor AKDR? (Devi)
Jawab: Terdapat beberapa pembinaan terhadap akseptor KB
diantaranya adalah:
1)
Kembali memeriksakan diri setelah 4-6 minggu pemasangan
AKDR.
2)
Selama bulan pertama menggunakan AKDR, periksalah benang
AKDR secara rutin setelah haid
3)
Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa
keberadaan benang setelah haid apabila mengalami:
a.
Kram atau kejang di perut di bagian bawah
b.
Perdarahan (spotting)
di antara haid atau setelah senggama
c.
Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami
tidka nyaman selama melakukan hubungan seksual
4)
Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan,
tetapi dapat dilakukan lebih awal apabila diinginkan
5)
Kembali ke klinik apabila:
d.
Tidak dapat meraba benang AKDR.
e.
Merasakan bagian yang keras dari AKDR
f.
AKDR terlepas
g.
Siklus terganggu
h.
Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan
i.
Adanya infeksi(7) (hal. MK-77)
17.
Sebutkan jenis-jenis AKDR! (Aqiella)
Jawab: Copper T, Copper 7,
Ypsilon-Y, Progestasert, Copper T3800A, ML Cu 250, Saf-T-Coil, Yusci Ring, Dana
Spesial, Lippesloop, Comet, Silent protector, Hall-stone ring, K.S Wing,
Majzlin-Spring, Szontagh IUD, Antigon, Magulies coil, Ota Ring, Soonawala IUD. (8) (hal. 87)
18.
Apa dampak yang ditimbulkan bila benang yang ada hilang
atua tidak terlihat? (Aqiella)
Jawab: dampaknya adalah
berbahaya bagi ibu, karena ditakutkan terjadi perforasi bagi ibu, atau AKDR
terdorong lebih jauh menembus dinding uterus yang akan sampai hingga ke rongga
perut ibu. (4) (hal. 559)
19.
Jelaskan mengenai AKDR bentuk terbuka dan tertutup!
(Resi)
Jawab: AKDR terbuka
bentuknya seperti Lippes Loop, Saf-T-Coil, multiload 250, Cu-7, Cu-T, Cu T 380
A, Spring coil Marguiles Spiral yang cendurung bentuknya terbuka dan tidak
melingkar pada sisi-sinya dan menekan atau menutupi bagian ismush, sedangkan
AKDR yang tertutup seperti Ota ring, Antigon F, Ragab ring, cincing gravenberg,
hall- stone, birnberg bow, yang bentuknya melingkar seperti cincin dan akan
menahan di bagian porsio untuk menahan adanya sperma yang masuk dan bertemu
dengan ovum.(4) (hal. 557-558)
20.
Pasien dengan riwayat penyakit apa saja tidak boleh
menggunakan AKDR? (Resi)
Jawab: terdapat beberapa
riwayat penyakit yang tidak memperbolehkan ibu untuk menggunakan AKDR
diantaranya adalah ibu dengan riwayat, tumor jinak payudara, kanker payudara,
hipertensi, jantung, stroke, diabetes, penyakit hati, anemia, epilepsi, non
pelvic TBC dan lain-lain. (7) (hal. MK-75)
21.
Apa yang dimaksud dengan metode lain? (Fitri)
Jawab: Metode lain
menganjurkan ibu untuk memilih metode lain dalam penggunaan KB selain dengan
menggunakan AKDR, dikarenakan adanya penyakit pada ibu yang tidak menganjurkan
ibu untuk menggunakan AKDR. (7)(hal. MK-75)
22.
Kenapa pada penderita anemia harus melepaskan AKDR ?
(Riska)
Jawab: Karena salah satu
dari efek samping AKDR adalah pendarahan diluar haid (spoting) dan darah haid
lebih banyak (Menoragia) maka dari itu pada ibu yang mempunyai riwayat anemia
tidak dianjurkan untuk memakai AKDR karena ditakutkan ibu yang anemia menderita
kekurangan darah lagi.(6) (hal.914)
23.
Kapan kunjungan ulang pasca pemasangan ? (Bu Zahra)
Jawab: Setelah AKDR dipasang, klien harus diarahkan untuk
menggunakan prefarat spermisida dan kondom pada bulan pertama. Tindakan ini
akan memberi perlindungan penuh dari konsepsi. Klien harus melakukan kunjungan
pertamanya dalam waktu kurang lebih enam minggu kunjungan ini harus dilakukan
pada masa menstruasi pertamanya pasca pemasangan AKDR.(8) (hal. 101).
24.
Efek samping AKDR yang sering terjadi pada ibu-ibu yang
sekarang ? (Rina)
Jawab :
a.
nyeri pada pemasangan
b.
kejang rahim, terutama pada bulan-bulan pertama
c.
pendarahan diluar haid
d.
sekret vagina lebih banyak(6) (hal. 914)
25.
PRP itu apa ? (Resi)
Jawab:
PRP adalah Penyakit Radang Panggul(6) (hal 405)
26.
Yang dicurigai adanya PRP itu Apa ? (Resi)
Jawab:
Adanya nyeri goyang pada porsio apabila dilakukan VT(6) (hal.102)
27.
Pasien yang bermasalah yang bagaimana yang harus dirujuk
selain slide ? (Devi)
Jawab:
Pasien yang mempunyai tumor panggul dan dirujuk ke dokter(8) (hal. 92)
28.
Apa persyaratan pemasangan IUD ? (Aqiella)
Jawab:
a.
Tidak ada infeksi panggul
b.
Tidak ada tumor panggul
c.
Tidak Anemi
d.
Tidak hipertensi
e.
Tidak kanker serviks
f.
Tidak Flour albus(8) (hal. 91-92, 95)
29.
Pendarahan vagina hebat disebabkan oleh apa ? (Rina)
Jawab: Pendarahan vagina hebat disebabkan karena tenakulum
diletakan pada arah jam tiga atau jam 9 karena pada area tersebut terdapat
pembuluh darah terutama yang menyuplai darah ke serviks.(8) (hal. 90)
30.
Jika infeksi berat dirujuk ke mana ? (Ulfa)
Jawab: Ke intsalasi yang yang memadai dan memungkinkan (Rumah
Sakit)(8) (hal. 92)
31.
Kenapa ibu anemi tidak dibolehkan untuk memasang AKDR ?
(riska)
Jawab: Karena efek samping AKDR menyebutkan bahwa akan terjadi
pendarahan setelah pemasangan AKDR yang akan mempersulit ibu maka dari itu ibu
anemi tidak boleh karena ditakutkan sangat kekurangan darah.(4) (hal 558)
32.
Jelaskan mengenai pemeriksaan X-Ray ? (Resi)
Jawab: Pemeriksaan yang dilihat dibawah ray, ray merupakan
garis yang memancar dari suatu pusat atau satu berkas nyata energi pancaran
(cahaya atau panas), yang berjalan kearah tertentu.(9) (hal. 890)
33.
Apa yang dilakukan pada kunjungan ulang pasca pemasangan
AKDR? (Bu Zahra)
Jawab: Setelah AKDR dipasang pada seorang wanita, ia perlu
diarahkan untuk menggunakan prepatan spermisida dan kondom pada bulan pertama.
Tindakan ini akan memberikan perlindungan penuh dari konsepsi karena AKDR
menghambat serviks, uterus, dan saluran falopii tempat pemungkinan pembuahan
dan penanaman sel telur.
Klien melakukan kunjungan ulang setelah 6 minggu, yang dilakukan setelah
masa menstruasi pemasangannya. Karena pada bulan pertama ini kemungkinan
terbesar AKDR untuk terlepas secara spontan berakhir.
Data yang diperlukan diantaranya adalah: Masa menstruasi, keterangan
mengenai waktu menstruasi, pemeriksaan benang, kepuasan terhadap AKDR, Pemeriksaan
fisik, pemeriksaan pelvik, dan pemeriksaan Lab.(10) (hal. 456-457)
34.
Efektifitas cukup tinggi itu maksudnya apa? (Aqiella)
Jawab: Efektifitas cukup tinggi itu merupakan kemampuan kerja
dari suatu bentuk KB yang meminimalisir terjadinya kemungkinan untuk terjadi
kegagalan pada penggunaan alat kontrasepsi tersebut. Bahkan kegagalan yang
muncul hampir tidak ada karena daya kerja yang baik.(11) (hal. 125)
35.
USG perlu untuk AKDR? Jika perlu mengapa? (Bu Zahra)
Jawab: USG perlu dilakukan sebelum pemasangan AKDR itu perlu,
dikarenakan perlu mengetahui keadaan uterus, dan untuk memastikan apakah AKDR masih terdapat
pada uterus, luar uterus, atau hilang keseluruhan.(10) (hal. 459)
36.
Apakah ada kemungkinan pasien saat penggunaan AKDR?
Mengapa? (Ita)
Jawab: Kemungkinan untuk hamil itu bisa dikarenakan setelah AKDR
dipasang pada seorang klien, klien diarahkan untuk menggunakan spermasida dan
kondom pada bulan pertama. Tindakan ini akan memberikan perlindungan penuh dari
konsepsi karena AKDR menghambat serviks, uterus, dan saluran falopii tempat
yang memungkinkan pembuahan dan penanaman sel telur dan ini merupakan kurun
waktu AKDR dapat terlepas secara spontan. (10) (hal. 456)
37.
Sinar Rontgen itu cahayanya seprti apa? Fungsinya itu
apa? (Ita)
Jawab: Sinar Rontgen itu merupakan sinar yang digunakan untuk pemeriksaan
pada organ dalam tubuh manusia untuk mengetahui kelainan-kelainan yang ada pada
tubuh manusia. Dan sinar rontgen itu seperti sinar Ultra yang dapat menembus
secara partikel-partikel kecil kepada tubuh manusia. (1) (hal. 120)
38.
Apa kandungan dari bentuk AKDR yang terbuka dan tertutup?
(Fitri)
Jawab: Untuk AKDR kandungan antara terbuka dan tertutup
sama, yaitu terdiri dari Polietilen yang
dibungkus dengan alat tembaga, pada batang alat tersebut dan dengan lapisan
tembaga pada tiap-tiap lengan alat tersebut. Pada polietilen tersebut berisi
barium sulfat dna 52 mg levenorgostel.(10) (hal. 452)
39.
Apakah ada kangdungan lain selain tembaga? (Fitri)
Jawab: kandungan selain tembaga itu ada, diantaranya adalah dari
benang sutera, benang perak, plastik, seng, magnesium, timah, progesteron dan
bahan-bahan yang lain. (4) (hal. 536)
40.
Sejak kapan AKDR ada di Indonesia? (Ita)
Jawab: Pada tahun 1955-1964 di Indonesia dipergunakan secara
umum dalam program keluarga berencana dan pada saat itu AKDR yang mula-mula
digunakan adalah Lipes sloop yang waktu itu disponsori oleh Perkumpulan
keluarga berencana Indonesia.(4) (hal. 536)
41.
Jenis Lipes loop itu apakah termasuk terhadap IUD? Dan
jenisnya apa saja? (Ita)
Jawab: Lipes loop itu merupakan salah satu jenis IUD (Intra
Uterine Devices) yang bentuknya berbeda-beda, Lipes loop itu berbentuk sepertu
melengkung lengkung, Copper-7 itu berbentuk seperti angka 7, Copper T itu
berbentuk seperti huruf T dan Multriroad yang bergerigi pada masing-masing
lengannya.(6) (hal. 910-911)
42.
Apa dampak AKDR bagi rahim? (Ita)
Jawab: Ada beberapa dampak yang akan ditimbulkan AKDR pada rahim
ibu, diantaranya adalah terjadinya mioma uteri, insufisiensi serviks uteri,
Uterus parut pada dindingnya, erosio porsiones uteri.(4) (hal. 560)
43.
Kenapa orang Indonesia banyak menggunakan Lipes loop?
(Lusi)
Jawab: AKDR pada saat pertama kali masuk ke indonesia dalam
beberapa bentuk dan jenis, namun ada beberapa yang terkenal diantaranya adalah
lipes loop, Marguiless spiral, zipper, Brinberg bow, dan hall stone. Namun
untuk saat ini, seiring berkembangnya zaman, ibu-ibu lebih banyak menggunakan
Copper T dikarenakan daya gunanya yang lama. (4) (hal. 556)
44.
Apakah ada alergi pada pemasangan AKDR? (Lusi)
Jawab: Alergi pada AKDR tentunya ada, alergi tersebut berbentuk
seperti alergi terhadap bahan-bahan yang digunakan, seperti alergi tembaga pada
tembaga, dan bahan-bahan lainnya.(10) (hal. 452)
45.
Apa itu Infeksi parametritis itu apa? (Lusi)
Jawab: Infeksi parametritis adalah infeksi yang terjadi pada
radang struktur dan bentuk di sekitar uterus.(3) (hal. 314)
46.
Pemeriksaan Ultra sound itu seperti apa? (Riska)
Jawab: Pemeriksaan Ultra sound itu sama dengan pemeriksaan USG
pada pemasangan AKDR, USG perlu dilakukan sebelum pemasangan AKDR itu perlu,
dikarenakan perlu mengetahui keadaan uterus, dan untuk memastikan apakah AKDR masih terdapat
pada uterus, luar uterus, atau hilang keseluruhan.(10) (hal. 459)
47.
Bahan apa saja yang dapat berbahaya bagi tubuh manusia
yang terdapat pada AKDR? (Riska)
Jawab: ada beberapa bahan yang dapat beberapa yang berbahaya
bagi ibu, dikarenakan ada ibu yang dapat alergi terhadap bahan tembaga.(10) (hal. 452)
48.
Apa
yang dimaksud dengan reversibel? (Riska)
Jawab: Reversibel adalah
suatu proses yang berlangsung dengan sangat sempurna.(12) (hal. 236)
49.
Apakah
yang dimaksud dengan Infeksi Klamidial? (Riska)
Jawab: Infeksi Klamidial
merupakan infeksi pada PMS (Penyakit Menular Seksual) yang umum dan mudah
ditangani, namun jika tidak ditangani lebih lanjut akan mengakibatkan
ketidaksuburan, vaginitis dan masalah kesehatan lainnya.(13) (hal. 446)
50.
AKDR bentuk Lippes loop
bentuknya kaya gimana? Keuntungannya apa? (Resi)
Jawab:
Keuntungan Lippes Loop yaitu
jarang bisa untuk dapat keluar sendiri pada saat penggunaannya. Bentuknya
seperti melengkung lengkung seperti huruf S. (14) (hal. 714)
51.
Berapa lama daya
kerja AKDR? (Devi)
Jawab:
daya kerja AKDR tiap jenis jenis AKDR berbeda
beda tergantung pada jenis IUD yang
digunakan dan bahan yang digunakannya. Pada contohnya adalah CuT-308A yang daya
kerja nya dapat bertahan hingga 10 tahun.(7) (MK-73)
52.
Apa yang dimaksud
dengan efek sistemik? (Riska)
Jawab:
Efek sistemik merupakan efek samping yang terjadi
pada ibu pada saat penggunaan AKDR pada salah satu organ dimana diletakan
pemasangan AKDR(10) (hal. 451)
53.
Berapa usia
batasan bagi pengguna AKDR? Apakah usia 17 tahunan bisa? (Aqiella)
Jawab:
AKDR dapat digunakan hingga seorang
ibu tersebut menopause tepatnya 1 tahun atau lebih setelah haid terakhir. Namun
pada usia 17 tahun penggunaan AKDR pun sama akan mengakibatkan banyak kontraindikasi,
namun biasanya lebih beresiko tinggi pada usia 17 tahuanan dikarenakan fungsi
organ dalamnya belum berfungsi dengan baik.(7) (MK-73 dan MK-62)
54.
Bagaimana
konselling pada pasien jika terjadi perdarahan? (Aqiella)
Jawab:
jika kondisi ibu perdarahan hebat,
jika sangat perlu lakukan rujukan. Bila ada kelainan, dengan memberikan
ibuprofen 3x800 mg untuk satu minggu, atau pil kombinasi atau pil siklus.(7) (MK-66)
55.
Cairan yang
keluar itu kaya gimana? (Rina)
Jawab:
cairan yang keluar dari vagina yang
terlihat seprti flour albus yang disebabkan oleh kuman gonokokus atau klamidia,(7) (MK-66)
56. Konselling terhadap pasien yang aminorea?
(Resi)
Jawab: memberitahukan
ibu untuk kembali ke klinik atau ke bidan jika terjadi perdarahan, kram, cairan
berbau, atau demam. Jika bagi pasien itu tetap masalah dianjurkan pasien untuk
melakukan rujukan ke rumah sakit.(7) (MK-66)
57. Bagaimana jika masalah tidak teratasi
pada pengeluaran cairan? (Resi)
Jawab: dengan
pemberian antibiotika selama 2 hari dan setelah itu dilakukan pencabutan pada
AKDR yang digunakan. Dan bantu klien untuk memilih alat kontrasepsi lainnya
yang dapat cocok bagi klien.(7) (MK-66)
58. Cairan apa yang ada pada PRP? (Fitri)
Jawab: cairan
yang keluar dari vagina yang berupa seperti flour albus yang merupakan dugaan
terjadinya penyakit radang panggul pada ibu atau pada pasien.(7) (MK-66)
59. Apakah AKDR dapat memperlambat kesuburan?
(Diana)
Jawab: AKDR
tidak dapat memperlambat kesuburan, telah
dijelaskan bahwa setelah AKDR dilepas, maka wanita yang menggunakan AKDR
tersebut dapat menjadi subur kembali dengan cepat.(10) (hal. 451)
60. Bagaimana penanganan kejang yang hebat
pada ibu? (Diana)
Jawab: kita
perlu mengetahui bahwa adanya PRP dan penyebab dari kekejangan yang timbul.
Apabila tidak ditemukan penyebab yang jelas, makan beri analgesik untuk
meringankan. Jika masih tidak membantu maka lakukan rujukan.(7) (MK-76)
61. Mengapa bisa
terjadi kejang pada ibu? (Riska)
Jawab: kejang
terjadi pada ibu dikarenakan adanya
penyakit radang panggul pada ibu setelah pemasangan AKDR, ataupun penyakit
lainnya yang dapat mengakibatkan ibu menjadi kejang.(7) (MK-76)
62. Apa
yang dimaksud dengan efek sistemik? (Riska)
Jawab: efek
sistemik merupakan efek samping yang terjadi pada ibu pada saat penggunaan AKDR
pada salah satu organ dimana diletakan pemasangan AKDR.(10) (hal. 451)
63. Penyesuaian pada ibu pengguna AKDR itu
berapa lama? (Lusi)
Jawab: dari
penggunaan AKDR ibu biasanya memerlukan penyesuaian selama 3 bulan terhadap
penggunaan alat kontrasepsi lain yang nanti akan digunakan.(8) (hal. 90)
64.
Bagaimana
cara memotivasi ibu untuk menggunakan AKDR? (Diana)
Jawab: cara memotivasi ibu dalam penggunaan AKDR
adalah dengan penginformasian mengenai beberapa keuntungan KB bagi ibu, slaah
satunya daya guna yang cukup lama diantaranya adalah 10 tahun yang akan
memudahkan bagi ibu yang tidak ingin mengingat untuk minum pil.(7) (MK-72-73)
65.
Apabila
ibu memiliki Kanker Uterus apakah dapat menggunakan AKDR? (Lusi)
Jawab: tidak
bisa dikarenakan pada pemasangan AKDR akan mengakibatkan perubahan struktur
atau goresan yang terjadi pada uterus, dan memungkinkan untuk sel kanker
menjalar kebagian lain dari uterus. (10) (hal.453)
66. Apakah AKDR dapat digunakan bagi ibu yang
hipertensi? (Bu
Zahra)
Jawab: ga
boleh, dan batasan untuk pengguna AKDR itu adalah 180/110 mmHg hal itu
dikarenakan ada beberapa AKDR yang dapat berpengaruh terhadap lipid dan
vasokonstriksi yang akan berpengaruh pada tekanan darah ibu.(7) (MK 64)
67. syarat
apa bagi bidan untuk dapat melakukan pemasangan AKDR? (Bu Zahra)
Jawab: bidan dapat melakukan pemasangan dan
pencabutan AKDR jika bidan telah memiliki keahlian, mengikuti pelatihan dan
lulus pelatihan.(7) (MK 72)
68. Mengapa
pada penggunaan IUD jaraknya berbeda-beda? (Bu Zahra)
Jawab: jarak
pada IUD berbeda diakibatkan dari jenis dan bahan yang terkandung pada AKDR
yang berbeda-beda daya guna dan penggunaannya.(10) (hal.452)
69. Kenapa ibu dengan memiliki riwayat
penyakit tertentu tidak boleh menggunakan AKDR? (Riska)
Jawab: dikarenakan
pada IUD terdapat bahan-bahan yang dapat memicu terjadinya kembali penyakit
yang ibu rasa. Seperti pada hipertensi dan jantung terdapat zat yang dapat
berpengaruh terhadap lipid dan vasokonstriksi.(7) (MK 64)
70. Obati dan lepas setelah 48 jam itu kenapa?
(Resi)
Jawab: kita
melakukan pengobatan dan pelepasan setelah 48 jam untuk dapat mengetahui reaksi
yang dihasilkan dari obat yang diberikan oleh bidan.(7) (MK-74)
71.
Apakah bisa jika
pasien mengecek sendiri ? (Bu Zahra)
Jawab: Bisa, Karena didalam pelayanan keluarga berencana
menyebutkan bahwa klien harus memiliki pengalaman melakukan pemeriksaan AKDR
secara mandiri.(15) (hal 102)
72.
Bagaimana bentuk AKDR yang seperti
cincin?
(Aqiella)
Jawab: Bentuknya
seperti cincin dan bulat.
73. Bagaimana
psien hamil dan masih menggunakan AKDR bagaimana konseling dan penanganannya ? (Devi)
Jawab:
seorang klien yang mengalami kehamilan, dengan AKDR masih terpasang perlu
diinformasikan tentang resiko yang akan terjadi bila kehamilan dilanjutkan
dengan AKDR tetap terpasang. Resiko tersebut antara lain infeksi intra uterus,
sepsis, aborsi spontan, aborsi sepsis spontan, plasenta previa, dan persalinan
prematur. Klien yang mengalami kehamilan dengan AKDR masih terpakai dalam
tubuhnya harus dievaluasi untuk melihat apakah ada kehamilan ektofik mengingat
insiden kehamilan pada kelompok klien ini sangat tinggi apa bila benang AKDR
terlihat maka AKDR harus dilepas tanpa mempertimbangkan apakah klien dan
pasangannya bersedia mengakhiri kehamilan. KDR tersebut harus dilepas karena
angka kejadian aborsi spontan lebih rendah pada klien yang AKDR-nya telah dilepas dari pada yang AKDR-nya masih terpasang selama kehamilan.(10) (hal 459)
74. Apa
Penanganan efek samping kapan diberikannya: (Devi)
Jawab: Penanganan Efek samping diberikan segera pada saat ibu
mengalami keluhan di bidan. Contohnya adalah:
·
Untuk efek samping haid yang lebih lama,
lebih banyak dan nyeri, klien bisa meminum ibu profen atau obat sejenis (bukan
Aspirin).
·
Untuk keram atau mules, bisa meminum
aspirin parasetamol, atau ibu profen.(10) (hal. 461)
75.
Apa
yang dimaksud dengan Sonde Uterus? (Rina)
Jawab: Sonde uterus adalah
alat yang digunakan untuk mengetahui panjang atau tinggi uterus.(8) (hal. 96-97)
76.
Kenapa
dulu bentuknya berbentuk segi 6? (Lusi)
Jawab: Karena dulu masih dibuat percobaan untuk
membuat AKDR yang digunakan untuk unta dan yang mudah di rakit oleh masa itu.(4) (hal. 537)
77.
Efek
samping dari AKDR plastik itu apa? (Lusi)
Jawab: efek
samping AKDR dari plastik itu sama seperti AKDR lainnya, karena dari setiap
AKDR terdapat bahan plastik. Dan efek samping nya pun sama yang lainnya,
seperti ekspulsi, pendarahan, aminorea, kejang, kram dan lain-lain.(16) (hal. 384)
78.
Bagaimana
jika ibu ingin menggunakan AKDR pengidap gonoroe? (Resi)
Jawab: sebaiknya untuk ibu yang memiliki penyakit
gonoroe tidak dibolehkan untuk menggunakan AKDR, karena memungkinkan terjadinya
infeksi panggul aktif dan penularan PMS lebih mudah. Sebaiknya anjurkan ibu
untuk menggunakan kondom, supaya dapat mencegah terjadinya penularan PMS.(17) (hal.40)
79.
Kelainan
pada janin jika menggunakan AKDR? (Resi)
Jawab: Kelainan
pada janin adalah kemungkinan terjadinya plasenta previa, abortus, dan lahir
prematur bagi bayi.(10) (hal. 459)
80.
AKDR
apakah boleh dipasang oleh bidan? (Riska)
Jawab: AKDR
boleh dipasang oleh bidan jika bidan telah mengikuti dan lulus dari pelatihan
pemasangan dan pencabutan AKDR. Terdapat pada UU Kesehatan no. 30/1992. (18) (hal 247)
81.
Bagaimana
jika ibu lupa mencabut AKDR yang sudah habis daya kerjanya? (Riska)
Jawab: jika
ibu lupa untuk mencabut AKDR akan mengakibatkan efek kortikosteroid dan
teofilin yang ada akan memperkuat terjadinya efek samping lain.(14) (hal. 719)
82.
Apakah
penggunaan AKDR berpengaruh terhadap Imun? (Aqiella)
Jawab: penggunaan
AKDR tidak akan memperngaruhi secara langsung dalam sistem kekebalan tubuh atau
imun bagi tubuh manusia.(19) (hal. 45)
83.
Bagaimana
posisi pasien saat pemasangan AKDR? (Aqiella)
Jawab: posisi
pasien pada pamasangan adalah dengan posisi litotomi atau posisi dimana klien
berbaring pada meja ginekolgi dan mengangkat kedua kakinya pada penyanggah
kaki, hal ini dilakukan untuk dapat melakukan pemeriksaan uterus secara
langsung dan mempermudah melihat organ reproduksi wanita.(20) (hal 169)
84.
Kriteria
pemasangan AKDR pada bagian uterus? (Bu Khonita)
Jawab: Kriteria
pemasangan AKDR pada uterus adalah yang pertama mengukur panjang uterus dan memeriksa
apakah terdapat kelainan pada panggul, uterus dan adakah kehamilan.(16) (hal 828)
85.
Apakah
pengertian dari IUD post plasenta? Apakah pemasangannya sama? (Bu Khonita)
Jawab: IUD
post plasenta adalah pemasangan IUD setelah dilakukan pelahiran atau pengeluran
plasenta setelah ibu melahirkan. Pemasangannya sama pada pemasangan IUD yang
lain, namun perlu dilakukan pemantauan terhadap kondisi ibu.(21) (hal. 725)
86.
Apakah
yang dimaksud pada penapisan IUD? (Bu Khonita)
Jawab: Penapisan
pada sebelum pemasangan IUD adalah dengan melakukan anamnesa terhadap ibu, dari
mulai penyakit yang diderita, riwayat kehamilan ektopik, dan melakukan
pemeriksaan secara langsung terhadap ibu.(16) (hal 827)
87.
Kelompokan
IUD hormonal dan IUD non-hormonal? Beserta keuntungan, kerugian dan efek
sampingnya! (Bu Khonita)
Jawab: IUD
hormonal seperti IUD progestart yang menggunakan hormon progesterin dan IUD non
Hormonal itu seperti Copper T, Copper 7, Lipes loop dan IUD lainnya kecuali
Progestrat. Keuntungan dari penggunaan yang hormonal akan mengembalikan
kesuburan setelah pencabutan AKDR, namun kekurangannya dapat mengakibatkan
pendarahan pada penggunanya dan kemungkinan untuk kenaikan berat badannya.
Untuk yang non hormonal keuntungannya dapat digunakan sebagai kontrasepsi
darurat, dapat melindungi kanker pada endometrium dan kekurangannya tidak
mengurangi penularan HIV atau PMS lainnya.(10) (hal. 502)
88.
Bagaimana
jika ibu ingin menggunakan IUD tetapi dilarang oleh suaminya? (Bu Khonita)
Jawab: kita
mengundang suami dari ibu tersebut dan menjelaskan manfaat dari penggunaan KB
terhadap ibu dan suaminya. Dan memberi tahu mengenai positif dan negatif
penggunaan KB. Dari pengambilan keputusan segalanya di berikan kembali kepada
pasien. Karena seluruh keputusan ada pada klien. (22) (hal. 115-116)
89.
Kenapa
pemasangan IUD harus diukur rongga rahimnya? (Bu Khonita)
Jawab: pemasangan
IUD perlu diperhatikan rongga rahimnya, supaya dapat memasangkan IUD yang
sesuai dengan ukuran rahimnya tanpa perlu melukai dinding endometrium ibu.(16) (hal. 828)
90.
Saat
menstruasi AKDR apakah dapat keluar? Kalau bisa kenapa? (Bu Zahra)
Jawab: tentunya
bisa, khususnya AKDR atau IUD sering keluar pada saat haid dikarenakan oleh
faktor: Umur
dan paritas, Lama
pemakaian, Ekspulsi
sebelumnya, Jenis
dan ukuran, Faktor
psikis.(4) (hal. 558-559)
REFERENSI
1. Mudzakir M. Panduan kebidanan dan
keperawatan. Jombang: Merkid Press; 2009.
2. Jordan S.
Farmakologi kebidanan. Jakarta: EGC; 2004.
3. V N. Kamus
kebidanan bergambar. Jakarta: EGC; 2005.
4. Winkjosastro H.
Ilmu kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 1994.
5. Sulistyawati A.
Pelayanan keluarga berencana. Jakarta: Salemba Medika; 2013.
6. Wiknjosastro H.
Ilmu Kebidanan. 3, editor. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo;
2007.
7. Prawirohardjo
S. Panduan Praktis Pelayanan Kb. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2005.
8. Sulistiyawati
A. Pelayanan keluarga berencana. Jakarta: Salemba Medika; 2013.
9. Dorland. Kamus
Saku Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC; 2011.
10. Varney, Kriebs,
Gregor. Asuhan kebidanan jilid 1. Jakarta: EGC; 2005.
11. Gede IB. Ilmu
kebidanan, penyakit kandungan dan KB. Jakarta: EGC; 1998.
12. Moran M.
Termodinamika. Jakarta: Erlangga; 2004.
13. Brooker C. Kamus
saku keperawatan. Jakarta: EGC; 2001.
14. Hoan T.
Obat-obat penting. Jakarta: Elex Media Komputindo; 2007.
15. Hartanti S.
Pelayanan keluarga berencana. Yogyakarta: Pustaka Riharma; 2010.
16. Kenneth.
Obstetri williams. Jakarta: EGC; 2009.
17. Morgan G.
Panduan praktis obstetri dan ginekologi. Jakarta: EGC; 2009.
18. Bagus I.
Memahami Kesehatan reproduksi wanita. 2, editor. Jakarta: EGC; 2009.
19. Sastrapraja D.
Risalah kongres ilmu pengetahuan. Jakarta: EGC; 1985.
20. Biliings E.
Metode ovulasi billings. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia; 2006.
21. Riordan J.
Breastfeeding and human lactation. Sudburry: World headquarters; 2009.
22. Tyastuti S.
Komunikasi dan Konseling dalam Pelayanan Kebidanan. 3, editor. Yogyakarta:
Fitramaya; 2008.